Pijaran Perbedaan antara Ibu dan Aku
Selalu saja bertengkar, selalu saja aku yang salah. Beginilah jika antara ibu dan anak berlainan pendapat. Aku selalu saja disudutkan, diacuhkan, tak diperdulikan.
Sedalam rasa yang aku pendam sangat mencintainya, tapi kenapa dia tak pernah mengerti dengan apa yang kurasakan? setiap keramaian selalu ku puji ia dalam sendu, di kala sepi datang ku selalu redam amarah ini agar terus membuncah kerasa dalam dada.
Terkadang aku penat, ingin pergi tapi rasa cintaku padannya lebih besar dari pada rasa benci ini.
Jika saja ia memahami apa yang ada dalam benakku ini. Jika saja ia tahu apa yang selalu ada dalam khayalku di tiap malam sunyi. Jika saja ia mengerti apa yang selalu aku pikirkan di sela-sela nafasku ini.
Aku tak pernah menuntut apa-apa, aku tak pernah menginginkan apapun yang selalu buatku bahagia, aku tak perlu kebahagiaan jika ia tak bahagia. Tetapi, adakah sedikit pandangan bahwa jiwa tertatih, dan hati yang teraut hasrat menyedihkan ini terbawa dalam tempat yang adil.
Panas mengguyur tak apa kurasakan. Hujan membasahi juga bukan masalah bagiku. Tetapi, kuberharap agar di celah-celah panas itu kau masih mengingatku, di rinti-rintikan huja tersebut kau masih memikirkanku.
Semua tak ada guna, karna mungkin aku bukan anak yang membanggakan. Aku hanya secuil sampah yang sebentar lagi akan dibuang. Tercampakkan dan bahkan tersisihkan
Tetapi asal kau tahu, aku tak akan menaruh secercah dendam pun padamu. Ku layangkan mataku dalam keheningan untuk selalu mengingatmu, agar di esok pagi nanti setetes embun kembali membujukmu untuk menghalusinasikan segala amarahmu, dan kembali bersemayam di pelepah lirisan awan biru untuk kembali cerahkan hari-harikku..
Tak akan ada rasa segelintir benciku untukmu. Kau sudah seperti fajar yang menyongsong cerahkan hari-hariku, tak luput diriku tuk selalu mengirim doa untuk kesehatanmu.
Jika saja Tuhan mengabulkan, andai kau tak kuat dengan sakit ini aku rela menjadi bagian itu semua.
Asal kau bisa merasakan sejuknya dunia, tak apa. Jangankan hal demikian, segudang nyawaku pun mampu kuberi untukmu.
Tolong, dengar desahan hati ini, aku mungkin hanya sekedar orang tak berarti di matamu, tetapi suatu saat aku akan tunjukkan kau mampu tersenyum hingga akhir hayatmu dan itu semua karna cintaku padamu.
Love you mom...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar