Free Tail- Heart 1 Cursors at www.totallyfreecursors.com
"au ho": Mei 2013

Rabu, 01 Mei 2013

KETERBATASAN KAMI BUKAN UNTUK DISALAHKAN




Mungkin sebagian orang menilai manusia dari segi negatifnya saja, mungkin juga hanya dengan sebelah matanya saja. Tapi terkadang dia tak tahu sosok kami itu seperti apa, kami sosok yang tak akan pernah kau jumpai lagi selama hidupmu, kami orang-orang yang punya arti.

Berawal dari kisah Sipirok yang mengalami tragedi menyakitkan, terbit lagi kisah lebih tragis yang kami jumpai di Prapat. Air matapun tak sanggup untuk menceritakan lembaran demi lembaran kisah kami yang membuncah sampai ke batin ini.

“Oke, kami jadi berangkat ya ke Prapat, kami 2 mobil,satu mobil pribadi, satunya lagi taxi, ini sudah pasti.” Kudengar suara teman yang lagi menelpon.

Singkat cerita di saat hari yang ditentukan untuk berangkat, ternyata si dosen tidak tahu kelas kami akan ikut bersama ke Prapat. Padahal kami sudah sampaikan dengan kelas lain yang akan berangkat juga ke sana .Sebenarnya mereka gak menyampaikan atau bagaimana ya? Kami memang tidak memikirkan hal itu, ya sudahlah yang jelas kami jadi berangkat.

Malam pun tiba, mobil kami pun segera meluncur ke arah Prapat yang juga satu arah dengan rumah si dosen. Hampir tiba kami di sana, astagfirullah sakitnya hati kami ketika sms datang yang mengatakan kalau mereka sudah berangkat lebih dulu. Jadi kami ini apa? Kami ini kan juga her students. Seolah-olah kami ini ditelantarkan begitu saja, tidak ada tanggung jawab sama sekali.

Kami pun tetap berlapang dada menerimanya. Kami terus lanjutkan perjalanan kami ke Prapat. Setibanya di sana, angin berhembus begitu menusuk tulang-tulang kami. Ku lihat wajah kawan-kawan yang sungguh penat. Ada yang tidur, ada juga yang mandi. Setelah shubuh kami semua sudah siap untuk segera makan.

Kemudian datanglah sms si dosen yang mengatakan kami disuruh datang ke mess pemda. Kami pun berangkat, tapi apa yang kami dapat, kami malah tersesat. Huft, kami sudah lapar tapi beginilah yang datang. Akhirnya kami jumpa juga dengan si dosen itu. Lalu kami lihat pamflet MESS PEMDA TAPUT. Dasar dosen ini memang bukannya ngasih informasi yang lengkap.

Kami makan bersama-sama, di saat kami makan, kami heran kenapa manusia-manusia yang bukan dari kelas kami itu berhilangan begitu juga dengan si dosen. Datang lagi sms yang katanya.

“Kami duluan ke Tomok, mobil kalian gak nampak sudah ditunggu-tunggu, kalian naik kapal selanjutnya nanti jam 12.”

What’s this? Jadi kami memang gak diinginkan lagi ya? Dimana sih tanggung jawab seorang dosen di sini? Singkat sms kami balas “Terimakasih ya Bu atas perhatiannya.”

Air mata kawan-kawan pun tak tertahan lagi, hati tertatih, jiwa ini lara tak menentu. Batin melawan, tapi tak mampu. Kebersamaan tetap menjadi obat kami untuk jalani kisah menyakitkan ini.

Kami pun mencari kapal yang melaju ke Tomok, walau bukan dengan mobil kami yang harus ikut. Kami tetap berusaha. Usaha kami pun membuahkan hasil yang cukup memuaskan. Tapi semua tidak berhenti di situ, masih banyak lagi tragedi.  Kata-kata sms kami ternyata membangkitkan gemuruh di hati si dosen untuk mengetahui siapa yang ternyata yang mengirim sms tersebut.

Di Tomok kami berusaha keras agar tugas kami cepat selesai. Tugas yang belum ada titiknya ini, yaitu talking with tourism. Setelah tugas kami jalani. Kami pun mengobati pikiran kami dengan jalan-jalan berikut sekalian cuci mata untuk membelioleh-oleh.

Di tengah pasar Tomok, kulihat si kawan yang sepertinya tak asing lagi. Oh no, kawan-kawan ku lihat sedang dimarahi si tukang jualan. What’s happened? Ternyata hanya gara-gara si kawan menanyakan produk jualannya, tapi tidak membelinya. But, kata si tukang jualan, mereka sudahmenawar tapi malah tidak beli. Dasar tukang jualan gila. Kasihan banget kawan-kawanku malah ditengok-tengokin orang yang berlewatan. Sabar ya sob. ^_^

Ceritanya tidak selesai sampai di situ. Masih ada lagi kawan-kawan yang katanya melihat si dosen di sana, tapi malah mereka sengaja cuekin, dan adajuga yang sampai ngebelakangi si dosen ya memang karna faktor tak sengaja. Tapi setelah dipikir-pikir tuh dosen memang pantas kok dicuekin.

Matahari semakin panas, tanda hari sudah siang. Perut pun sudah minta untuk segera diisi. Kami pun pulang kembali ke Prapat dengan kapal. Sampai di Prapat kami pun makan bersama-sama lalu segeralah pulang.
Di perjalanan cobaan tak henti datang. Kabut mengiringi perjalanan kami hingga jalan pun tak kelihatan. Sampai-sampai roda mobil kami masuk lubang yang cukup dalam. Semua panik, tak tahu harus bagaimana. Kami lap kaca mobil, tapi kabut terus datang. Jalan terakhir kami buka semua kaca jendela mobil, dan akhirnya kabut pun lama-lama menghilang dari kaca mobil.

Kami melanjutkan perjalanan pulang, sampailah kami di rumah masing-masing dengan selamat. Alhamdulillah.
Cerita belum usai, masih berlarut-larut sampai dikampus. Wajah masam kami ternyata membuat si dosen agak tak nyaman dengan keadaan kami tersebut. Ya namanya juga kami ini manusiawi, insan biasa yang mempunyai sifat gejolak amarah.

Setelah pelajaran usai, si dosen malah menyuruh tiga dari teman-teman di kelas untuk bicara dengannya. Katanya dia minta maaf dan minta dihargai layaknya manusia.

What’s up? Kami juga manusia, toh kami gak dihargai. Hargailah orang terlebih dahulu agar dirimu dihargai. Kau dosen, pasti pernah jadi seorang mahasiswa, mana sikap kedewasaanmu. Minta maaf juga bukan diwakilkan. Penat hati kami belum terhapus jika masalah ini belum clear.

Kami mengetahui kau memang sudah strata dua, tapi bukan berarti kau bersifat ego, jika sesuatu terjadi pada kami, dirimu pun dibayar tidak cukup untuk itu. Berwibalah dan milikilah tanggung jawab sebagai seorang dosen, kami seperti ini karna tugasmu juga. Kami tak mengeluh, kami kerjakan dengan baik. Tapi apa bisakah rasa kemauan yang tinggi dan usaha kerjakeras kami kau hargai.

Kami memang mempunyai hal-hal yang terbatas, kam isadar ilmu kami belum ada bandingannya dengan yang kau punya. Karna kami masih peserta didik. Tapi keterbatasan kami bukan untuk disalahkan. Tapi ingat suatu saat, kau belum tentu lebih baik dari kami.