Free Tail- Heart 1 Cursors at www.totallyfreecursors.com
"au ho": April 2013

Kamis, 04 April 2013

PULANG UNTUK MENANG



Aku dan kawan-kawanku bukan siapa-siapa, kita tidak ada yang bertahta tinggi, kita tak tak yang memiliki sejuta keistimewaan, dan kita juga tak selalu bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Inilah kisah yang kualami dengan kawan-kawan seperjuanganku. Kisah yang hanya hitungan jam itu membuat kesan yang sangat pahit, dan kurasa merupakan kisah yang tak akan pernah kami lupakan selama kami singgah di dunia ini.

Sebelumnya, aku dan kawan-kawanku diberikan tugas oleh sang dosen, tugas yang menurut kami sangat berat. Tapi, apapun itu kami tetap mengusahakan untuk bisa menyelesaikan tugas kami dengan sebaik mungkin. Tugas itu adalah berbicara dengan orang asing, dan harus ada bukti dokumentasinya bahwa kami telah berbicara dengan orang asing tersebut.

Singkat cerita, kami pergi ke wilayah ataupun daerah yang katanya merupakan tempat penginapan tourism. Kami ke sana dengan dua mobil yang telah kami sewa sebelumnya. Di perjalanan kami belum merasakan hal-hal yang pahit dan tidak mengenakkan. Masih ceria, penuh dengan tawa dan bercanda hebat. Hingga tibalah kami ditujuan.

Setiba di sana kami mulai memasang wajah penuh dengan kegembiraan lagi, sebab kawan-kawan seperjuangan masih banyak yang belum pernah ke tempat ini sebelumnya. Itu wajar-wajar saja. Karna tempatnya begitu sangat sejuk, asri dan indah. Kami berfoto, ada yang lari sana-sini, dan masih banyak lagi.

Hingga senja pun mulai terasa, turis baru datang dua orang, sementara kami begitu banyak, dan tak mungkin jika kami harus berbicara dengan dua turis ini saja. Kemudian, hampir malam gerimis menghujan lumayan deras. Oh no, semua wajah kawan-kawan mulai tampak lemas, ada yang kedinginan, ada yang kelihatan murung dan masih banyak lagi. Lalu datanglah satu bus pariwisata membawa rombongan turis sekitar sepuluh orang. Tapi, sebagian turis ada yang ramah dan banyak juga yang takut melihat rombongan kami.

Malam pun tiba, kami istirahat sejenak menunggu keluarnya turis-turis dari kamar hotel mereka. Kami beristirahat satu di kamar hotel juga yang sudah dipesan teman kami sebelumnya. Suasana di kamar sangat ramai, wajar saja karna jumlah kami juga lewat dari duapuluh orang. Aku duduk bersandar di tempat tidur dengan wajah pucat kedinginan dan pikiran yang sudah sangat kalut tak tahu harus bagaimana lagi.

Tiba-tiba satu kawanku kedinginan, gemetaran, dan entah kenapa suasana pun jadi sangat panik, kawanku yang lain memberi makan kepadanya tapi tetap saja kawanku tersebut masih kedinginan tak menentu, suaranya tiba-tiba keras melengking seperti ada yang akan memasuki tubuhnya, suasana ricuh, ada yang panik, ketakutan dan aku juga gak tahu apa lagi yang harus kulakukan, kumenangis melihat kejadian yang ada di depan mataku itu. I see that direct, God, please help us. Kata-kata dalam hatiku hanya doa dan doa, begitu juga yang kulihat dengan kawan-kawanku.

“Aku bisa merasakan mereka di sini, mereka gak suka dengan kedatangan kita, iya, kami baik-baiknya ke sini, pulanglah kami, tolong jangan ganggu kami, iya pulang kami, pulang pun kami.” Begitulah kata-kata yang terlontar dari kawanku yang kelihatan panik. Ya kawanku yang satu ini memang punya indera keenam yang cukup tahu tentang hal-hal yang ghaib. Dengan segala cara yang kami lakukan bersama-sama si kawan pun kembali membaik, tapi masih sangat lemas.

Kumelihat si dosen yang memberi kami tugas jadi seperti ini datang dengan wajah yang cukup panik. Aku merasa sepertinya ini menjadi senjata makan tuan baginya. Tapi ya sudahlah, semua sudah kejadian, hampir semua kawan-kawan sudah meminta untuk cepat-cepat pulang dari TKP. Kami pun segera bergegas dan langsung naik ke mobil. Di mobil wajah kawan-kawan tampak sangat kusut seperti kain yang sudah lama tidak disetrika.

Kami pun pulang dengan rasa kecewa dan kesal tak menentu. Semua sulit kami utarakan dengan kata-kata. Biarlah waktu yang menjawab semua pahit yang kami rasakan ini. Aku tahu, ini bukan semua perlombaan dan kompetisi untuk kami. Walau tugas yang sesuai dengan persyaratan tak dapat kami selesaikan dengan baik. Tapi, kami yakin kami sudah melakukan yang terbaik untuk ini semua. Tugas tak siap bukan berarti kami kalah, bukan berarti kami menyerah. Kami tahu ini bukan akhir dari dunia kami. Kesuksesan masih menyambut kami di luar sana.

Ketahuilah kawan-kawanku bahwa kita itu hebat, kita bisa bersama-sama dalam kepahitan yang kita rasakan dan kita juga masih bisa menampakkan senyum indah, walau sebenarnya miris hati kita, buyar rasanya pikiran kita. Tangisan dalam hati ini kan jadi saksi kekecewaan yang tak akan pernah kita lupakan.

Tetapi, semua sudah terjadi. Tak ada yang perlu kita sesalkan. Kebersamaan ini tak akan pernah terulang lagi, dan akan menjadi memo yang sukar untuk kita lupakan dalam hidup kita. Ambil sisi positifnya saja, ikhlaskan hati kita untuk menerima semua yang telah terjadi dihadapan kita. Syukurkan segalanya karna kita masih diberi keselamatan. Dengan bersyukur dan mengingat-Nya, batin kita pun bisa lebih tenang. Walau kita pulang dengan rasa haru duka. Tapi ketahuilah kita ini pulang untuk menang.

KEEP SPIRIT ALL MY FRIENDS… ^_^