Free Tail- Heart 1 Cursors at www.totallyfreecursors.com
"au ho"

Kamis, 21 Agustus 2014

SKRIPSI MEMANGGILKU

Skripsi memang gak bisa manggil, ngomong aja gak bisa, toh dia hanya benda mati. Tetapi siapakah selama ini yang selalu sibuk menyapa demi skripsi. Mungkin orangtua aku, mungkin juga saudara-saudara aku, dan mungkin juga sahabat tercintaku.

Mereka selalu mengingatkan tuk mengerjakan skripsiku. Seminar proposal telah kulalui tetapi untuk penelitian, mungkin waktu belum memberikan torehan yang indah, hingga semuanya masih terbatasi sampai di sini. Aku ingin cepat tamat, bukan hanya kalian saja inginkan itu, aku juga ingin memakai pakaian wisudaku dengan topi toga sambil berbangga hati berfoto di tengah kedua orangtuaku.

Semoga kalian tahu, saat ini aku sedang berjuang untuk itu semua. Aku tak diam, aku bukan menyia-nyiakan, hanya perasaan serta jiwa ini semerta-merta belum bisa melakukan yang terbaik. Sumpah serapah aku jauh lebih memikirkan ini dibanding kalian memikirkannya.

Aku hanya manusia biasa, terkadang aku lelah, aku juga bisa jenuh, aku capek. Aku juga ingin menyegarkan isi kepala ini dengan naungan kegembiraan di luar sana dalam waktu sejenak.
Aku janji kan buat kalian tersenyum suatu saat nanti.

Skripsiku maafkan aku. Aku tak bisa jalani tugasku dengan baik dalam mengerjakanmu. Format penulisanku juga masih banyak yang salah, aku juga masih kurang paham dengan penelitianku dan juga dengan rencana penelitianku.

Aku ingin mengindahkanmu skripsiku, tetapi dosen pembimbingku terkadang tak paham dengan hasrat hatiku. Mereka terkadang hanya bisa menyalahkanku bukan membimbingku. Apa ini yang namanya dosen pembimbing?

Skripsiku, aku juga ingin lebih memahamimu, mengetahui segala kejanggalan tentang apa yang aku tuliskan, agar suatu saat di saat empat penguji duduk dihadapanku, aku bisa mempertanggungjawabkanmu kelak.

Oh, skripsiku, semoga pikiran tenang dan nurani yang damai menyertai hidupku hingga kau dapat kuselesaikan dengan baik.

Skripsiku, kumohon jangan panggil aku dengan kekecewaan tetapi panggil aku dengan ketenangan. :)

Selasa, 19 Agustus 2014

KAU YANG MASIH KUSEMBUNYIKAN

Detik-detik semakin hari semakin lama hingga menembus batas menit, jam, dan waktu. Waktu semakin membuatku frustasi akan apa yang terjadi. Ku masih ingat di saat sepuluh tahun yang lalu kumengenal dirinya, tak ada rasa apa-apa. Hingga hanya persahabatanlah yang bisa kujalin bersamanya. Tetapi setelah sekian lama persahabatan berbuah kasih sayang yang semakin dalam.
Apa mungkin ini cinta? Ya Tuhan, jangan sampai semua ini terjadi.

Waktu pun selalu mendukung hasrat ini untuk selalu mencintainya, yang kutahu dia juga mencintaiku. Tetapi, aku sama sekali tak ingin mencintainya, sebab rasa ini tak boleh hadir dalam diriku. Aku telah anggap dia bukan hanya sebagai sahabat tetapi sudah seperti saudara.

Sekarang aku tak lagi bisa tutupi halusinasiku padanya, bahwa dia ternyata selama ini telah hadir dalam tingkatan khayalku. Ku benar-benar mencintainya. Ku berusaha sembunyikan, aku mencintainya secara diam-diam. Dia masih tersembunyi jauh di lubuk hatiku.

Sekian lama, akhirnya aku coba katakan rasa yang sebenarnya. Karna tak ingin menggelisahkan hatinya lagi. Begitu bahagianya dia mendengar itu semua, tak kusangka dia bisa sebahagia itu.
Kini, panggilan penuh cinta hadir dalam kehidupanku dan dia. Sahabatku yang telah membuat hari-hariku nyaman selama ini kini telah jadi kekasih hatiku.

Dia sahabatku yang telah jadi cintaku, jiwaku bersamanya selama ini menyatu dengan kasih, sekarang semakin dalam karna ada bumbu cinta, perhatian dan pengertian.
Aku mencintainya tak tahu entah sampai kapan, tetapi kuberharap selamanya. Dia adalah kekasih terbaik yang pernah ada dalam hidupku.

Tetapi maaf, karna dia masih kusembunyikan dari persimpangan kemaslahatan sekitarku. Aku belum bisa berikan terbaik padanya.
Suatu saat ku yakin, ku pasti bangga telah milikinya. Karna kesempurnaan dalam diriku tak tergapai tanpa ada dia disisiku. Begitu juga sebaliknya..

You are best ever... baby_mine.

Senin, 18 Agustus 2014

Pijaran Perbedaan antara Ibu dan Aku

Selalu saja bertengkar, selalu saja aku yang salah. Beginilah jika antara ibu dan anak berlainan pendapat. Aku selalu saja disudutkan, diacuhkan, tak diperdulikan.
Sedalam rasa yang aku pendam sangat mencintainya, tapi kenapa dia tak pernah mengerti dengan apa yang kurasakan? setiap keramaian selalu ku puji ia dalam sendu, di kala sepi datang ku selalu redam amarah ini agar terus membuncah kerasa dalam dada.

Terkadang aku penat, ingin pergi tapi rasa cintaku padannya lebih besar dari pada rasa benci ini.
Jika saja ia memahami apa yang ada dalam benakku ini. Jika saja ia tahu apa yang selalu ada dalam khayalku di tiap malam sunyi. Jika saja ia mengerti apa yang selalu aku pikirkan di sela-sela nafasku ini.

Aku tak pernah menuntut apa-apa, aku tak pernah menginginkan apapun yang selalu buatku bahagia, aku tak perlu kebahagiaan jika ia tak bahagia. Tetapi, adakah sedikit pandangan bahwa jiwa tertatih, dan hati yang teraut hasrat menyedihkan ini terbawa dalam tempat yang adil.

Panas mengguyur tak apa kurasakan. Hujan membasahi juga bukan masalah bagiku. Tetapi, kuberharap agar di celah-celah panas itu kau masih mengingatku, di rinti-rintikan huja tersebut kau masih memikirkanku.

Semua tak ada guna, karna mungkin aku bukan anak yang membanggakan. Aku hanya secuil sampah yang sebentar lagi akan dibuang. Tercampakkan dan bahkan tersisihkan

Tetapi asal kau tahu, aku tak akan menaruh  secercah dendam pun padamu. Ku layangkan mataku dalam keheningan untuk selalu mengingatmu, agar di esok pagi nanti setetes embun kembali membujukmu untuk menghalusinasikan segala amarahmu, dan kembali bersemayam di pelepah lirisan awan biru untuk kembali cerahkan hari-harikku..

Tak akan ada rasa segelintir benciku untukmu. Kau sudah seperti fajar yang menyongsong cerahkan hari-hariku, tak luput diriku tuk selalu mengirim doa untuk kesehatanmu.
Jika saja Tuhan mengabulkan, andai kau tak kuat dengan sakit ini aku rela menjadi bagian itu semua.
Asal kau bisa merasakan sejuknya dunia, tak apa. Jangankan hal demikian, segudang nyawaku pun mampu kuberi untukmu.

Tolong, dengar desahan hati ini, aku mungkin hanya sekedar orang tak berarti di matamu, tetapi suatu saat aku akan tunjukkan kau mampu tersenyum hingga akhir hayatmu dan itu semua karna cintaku padamu.

Love you mom...

Sabtu, 16 Agustus 2014




FOR YOU, MY BEST

Dengan untaian kasih sayang yang sederhana
Kita ciptakan langit yang belum ada
Hingga matahari menentukan senjanya

Mengapa kebahagiaan bersamamu begitu cepat berlalu?
Kini tak kurasakan sebelumnya dirimu
Seolah waktu menunda kecemasanku dalam pilu

Kecemasanku tak hanya seperti mencari lengan pasangan dalam kepedihan
Tetapi kuberharap dengan rintihan rindu yang kutorehkan
Kau dapat dekap aku dengan pelukan

Apa yang membuatku terkesima oleh waktu?
Yaitu saat kau damaikan hatiku
Segala rahasia fana kuutarakan
Hasrat membara kukobarkan
Hingga janji bersama menggenggam

Pagi ini ingin kurayu kembali
Senyum baru tuk hapuskan duka
Karna nuranimu hanya angin yang semilir
Di saat nanti kau akan tiba

Mungkin setelah hujan malam usai
Setelah musim sepi pun berganti
Atau segalanya tak terkecuali hati ini


Rebahkanlah segalah peluh lukamu di pundakku
Agar kurawat dengan cinta kasihku

Senyum manismu bak bunga yang mekar
Tawa renyahmu bagaikan surya yang menyapaku dengan ramah

Aku kan kehilangan banyak kebahagiaan
Jika kulewatkan waktu tanpamu

Redam jiwamu mampu tangguh menyelam
Ke dalam hatiku hingga ku tersadar

Jika kemarau tak mampu hapuskan duka
Kau akan paham hanya senyumanmu pengobat jiwa

Sepasang mataku telah kuberi cahaya
Agar ku mampu menyayangimu dalam kegelapan
Kemanapun gejolak hati ini membawaku
Engkau tak lebih jauh dari bayangku

Aku mengeja untuk paham isyaratmu
Kau mendesah di kelam jiwaku
Aku menyimpan kekecewaan
Kau masih mampu merindukanku

Hati dalam keheningan sunyi yang telah kau peluk
Akan selalu mengingatkanmu
Lebih dari yang ditunjukkan oleh waktu

Terimakasih untuk cinta yang tak pernah kembali
Untukmu para sahabatku...
:)

Jumat, 15 Agustus 2014



"UNTUK SAHABAT"


Kalian bagaikan syair indah merilis di setiap sudut-sudut tulisanku..

Kalian telah tuangkan gemuruh cinta tanpa batas di titik-titik kisahku..


Selalu kubungkus rindu di kehampan malam saat rayuan angin menusuk kalbu..


Saat masa-masa yg membahagiakanku dikala jalinan kasih tak terbendug oleh kabut..


Karena kalian selalu datang seiring teguran sapa manja yg merebahkan senjaku..


Kalian bagaikan balutan ilham hasrat hati di setiap sastra egoku..


Mungkin saat ini aku terpenjara dalam kelamnya dahaga sejatimu yg merasuk batinku..


Aku tak ingin kenangan kebersamaan kita sampai terperosok oleh gelapnya waktu..


Tetapi semoga terpanjang di eloknya senja dan bertebaran bersama riuhnya para bintang..


IKHLAS

Jika memang dia bukan lagi tercipta untuk diriku
Aku rela
Jika memang dia hanya sekilas angin dalam hidupku
Aku rela

Jika balutan kabut terlalu lama menyelimuti
Izinkan setitik embun tuk menyapa balutan rindu ini
Jika hujan terlalu deras membasahi
Berikanlah biasan pelangi tuk hadirkan warna indah

Hidup kan sulit tuk kutapaki
Jika tanpamu
Tapi kucoba tuk jadi bisu dalam keributan
Jadi buta dalam penerangan
Jadi tuli dalam kekacauan

Karna yang kutahu saat ini
Hanya dirimu pengukuh jiwaku